Strategi bisnis yang manis dan menggiurkan membuat semua pengusaha waralaba lain sangat khawatir dan penasaran akan strategi seperti apa yang digunakan oleh brand ternama tersebut. seperti yang dilansir Food Talk, pendiri Mixue, yakni Zhang Hongchao, masih duduk di tahun keempat perkuliahan pada tahun 1997. Saat liburan musim panas, dirinya bekerja paruh waktu dengan berjualan es serut di sebuah toko minuman.
Toko es krim Mixue ini memang tengah hangat-hangatnya dibicarakan oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya, toko minuman ini dengan cepat menjamur dan bisa ditemukan di mana-mana. Bahkan, muncul gurauan bahwa “ jangan biarin ruko kosong, nanti diisi Mixue”.Padahal, Mixue pertama kali buka di Indonesia pada tahun 2020, dengan toko pertamanya terletak di Cihampelas Walk, Bandung. Lantas, hanya dalam kurun waktu sekitar dua tahun, bagaimana bisa toko es krim ini tersebar dan ada di mana-mana?
Mari kita simak beberapa strategi bisnis yang digunakan oleh Zhang Hongchao dalam mengembangkan usaha nya ini :
Baca Juga : 17 Tips Strategi Marketing Ampuh untuk UMKM (Part 1)
- Harga Sangat Terjangkau
Harganya yang sangat miring, atau bisa disebut dalam teori marketing penetration pricing. Strategi bisnis ini banyak yang mungkin bisa membakar uang di awal, mendapatkan untung sedikit atau bahkan tidak sama sekali. Strategi ini sangat biasa diterapkan hampir semua diperusahaan. Tetapi banyak brand yang habis besar besaran diawal tetapi terhenti dipertengan jalan dan berakhir bangkrut. Tetapi tidak berdampak pada brand ini, hal itu dipengaruhi oleh banyaknya cabang yang dibuka sehingga semua pasar akan masuk dan terpenuhi, dengan begitu akan memerlukan banyak kebutuhan produksi. Menekan harga yang tinggi dengan kebutuhan pembelian produksi berskala besar akan memberikan harga yang jauh lebih murah dibanding pembelian lebih sedikit atau berskala kecil. Kebutuhan tersebut bisa seperti dari bahan baku, kemasan, dan yang lainnya. Strategi bisnis ini juga digunakan oleh brand ternama lainnya yakni Indomaret dan Alfamart, terbukti bahwa harga dari produk yang ditawarkan sangatlah bersaing.
- Target Pasar Menengah Bawah
Target yang ditujukan sangat beragam, akan tetapi Mixue sangat jeli melihat target terbesar yang ada di Indonesia yaitu Pelajar dan Pekerja. Produk yang enak, murah dan cocok untuk semua kalangan menjadi senjata utama untuk mengambil keinginan pasar, sedangkan target pada Indomart dan Alfamart lebih luas karena produk yang ditawarkan sangat lengkap dan bervariasi.
- Kualitas Produk
Zhang Hongchao berhasil membuat formula es krim dengan harga yang terjangkau oleh semua kalangan, hal itu ia dapatkan dalam berbagai rintangan dan hambatan mulai harga bahan baku yang tidak stabil, musim yang tidak bisa diperkirakan, dan kualitas yang dihasilkan harus sangat baik dan konsisten setiap waktu. Inovasi yang ia buat pun harus berbeda dan unik, supaya brand tersebut mudah dikenal dan bisa diterima dengan baik oleh semua konsumen.
- Daerah Strategis
Lokasi yang setiap outlet sangat strategis dan ramai penduduk, hal itu ditujukan karena target yang dituju pasti akan sesuai dan tepat sasaran, beberapa outlet juga ada yang bertempatan di tempat pendidikan seperti tempat perkuliahaan, SMP, SMA, dan lainnya. Strategi ini juga menyerupai Indomaret dan Alfamart dengan menempatkan ditempat yang ramai penduduk dan mudah dijangkau oleh semua orang.
- Memanfaatkan Media Sosial dan Word of Mouth (WOM)
Salah satu alasan yang membuat Mixue viral adalah karena banyak konten tentang Mixue di media sosial. Mulai dari konten review produk Mixue, konten meme, sampai konten dengan menggunakan jingle Mixue. Dengan banyaknya konten tentang Mixue di media sosial, timbullah Word of Mouth (WOM). Mengingat sifat mayoritas masyarakat Indonesia yang FOMO (fear of missing out), WOM tentang Mixue ini membuat audience penasaran terhadap Mixue dan ingin ikut mencoba.
Brand Anda juga dapat memanfaatkan sifat FOMO audience dan Word of Mouth dengan membuat konten media sosial yang menarik perhatian dan menciptakan rasa ingin tahu. Selain itu, brand Anda juga bisa berkolaborasi dengan Key Opinion Leader (KOL) dan membuat kegiatan yang dapat memicu user generated content (UGC).
- Lakukan branding yang mudah diingat
Salah satu usaha branding yang dilakukan MIxue adalah menggunakan jingle dan maskot. Jingle dengan lirik yang diulang-ulang dan maskot yang eye-catching membuat audience terus mengingat Mixue. Hal ini juga bisa dilakukan oleh brand Anda. Tidak hanya terbatas pada jingle dan maskot, usaha branding lainnya seperti jargon atau slogan yang catchy dan mudah diingat juga dapat diterapkan.